
Jakarta -Ekspor Mebel ke Timur Tengah ditargetkan naik 20 persen tahun ini. "Sehingga ekspor tahun ini diharapkan bisa capai US$ 77,6-80 juta," kata Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Ambar Tjahyono dalam Jumpa Wartawan di Jakarta, Rabu (9/2).
Menurut Ambar, selama ini ekspor ke Timur Tengah memang selalu tumbuh positif. Sebab, kebutuhan negara-negara Arab dan sekitarnya itu pada mebel Indonesia cukup tinggi.
Untuk menggenjot ekspor, asosiasi berusaha menjaring calon pembeli dari pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA). "Sebab, biasanya 90 persen pengunjung IFFINA pasti melakukan transaksi," ujarnya.
Ambar berharap, banyak pembeli asal Timur Tengah yang datang ke pameran tersebut. Saat ini, calon pembeli asal Mesir saja yang sudah berencana hadir sebanyak 70 perusahaan. "Belum ada yang membatalkan," kata dia.
Terkait adanya konflik politik di Mesir, pengusaha juga merancang strategi untuk pengalihan ekspor. Beberapa negara tujuan ekspor lain diantaranya Iran. "Di Iran, kami buat rumah-rumah dari kayu," kata Ambar. Begitu juga ekspor ke negara lain seperti Abu Dhabi dan Dubai akan lebih ditingkatkan.
Dirjen Pengembangan Wilayah Industri, Kementerian Perindustrian, Dedi Mulyadi, melihat ekspor ke salah satu negara Timur Tengah yaitu Mesir memang sedang sulit. Jika ada hambatan ekspor melalui Terusan Suez, maka jalur pengiriman barang harus dialihkan. "Sehingga menambah biaya transportasi yang ditanggung pengusaha," kata dia.
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/02/09/brk,20110209-312353,id.html
0 komentar:
Posting Komentar